Zidane, si Temperamen Berwajah Dingin

Berita Bola, Zidane, si Temperamen Berwajah Dingin
ZINEDINE Zidane adalah salah satu sosok yang paling diagungkan dalam sepakbola Prancis. Kontribusinya di lapangan hijau untuk klub ataupun Tim Nasional (Timnas) Prancis tak perlu diragukan lagi. Semua trofi dan penghargaan individu bergengsi telah berhasil diraihnya sebagai pemain.
Zidane dikenal sebagai pemain yang memiliki kemampuan tingkat tinggi untuk mengolah si kulit bundar. Zidane yang berposisi sebagai gelandang serang selalu menjadi ancaman dengan visinya dalam membangun serangan. Selain itu, Zidane pun termasuk pemain yang tajam di depan gawang lawan. Hal itu terbukti dari torehan 113 gol yang telah dikoleksinya selama masih aktif bermain.
Kendati tampak amat sempurna sebagai pemain, ternyata Zidane tetap memiliki kelemahan. Kelemahan Zidane ialah tempramennya yang meledak-ledak. Tempramen Zidane berbanding terbalik dengan wajahnya yang terkesan dingin dan pembawaannya yang tenang.
Namun, Zidane sesungguhnya ialah sosok yang cukup mudah untuk dipancing emosinya. Sifat tempramen Zidane sudah terlihat ketika dia masih tergabung di AS Cannes pada 1986-1989. Selama tiga musim di Cannes, Zizou –sapaan akrab Zidane– kerap terlibat masalah dengan rekan setim ataupun lawannya dalam pertandingan.
Zidane terlibat keributan karena sering diolok-olok soal asal-usulnya yang merupakan imigran dari Aljazair. Akibat hal itu, Zidane kerap menghabiskan waktunya untuk menjalani hukuman di luar kegiatannya sebagai pesepakbola, dilansir Kamus Judi.
Kendati demiian, karier Zidane tetap melejit sehingga dia pun direkrut oleh klub yang lebih besar yakni Girondins Bordeaux pada 1992. Empat musim berselang, Zidane direkrut oleh raksasa Liga Italia, Juventus, pada 1996.
[ Baca Juga : Alasan Ferguson Beri Kostum Nomor 7 Man United kepada Ronaldo ]
Sukses dengan Juventus, Zidane pun hijrah ke Real Madrid pada 2001 sekaligus memecahkan rekor pemain termahal dunia saat itu. Zidane membuktikan predikat pemain termahal yang diembannya dengan menghadirkan berbagai trofi ke Santiago Bernabeu hingga akhirnya pensiun pada 2006.
Penampilan apik Zidane di level klub membuat dia dipanggil untuk membela Timnas Prancis dalam tiga edisi Piala dunia yakni 1998, 2002 dan 2006. Pada Piala Dunia 1998, Zidane mampu mengantarkan Timnas Prancis menjadi juara untuk pertama kalinya dalam sejarah. Empat tahun berselang Zidane gagal mengulang kegemilangannya karena Timnas Prancis harus gugur di fase grup.
Pada 2006, Zidane memiliki kesempatan untuk memberikan kado perpisahan kepada Timnas Prancis dengan trofi Piala Dunia sebelum pensiun. Timnas Prancis bertemu dengan Italia di partai puncak, tetapi Les Bleus –julukan Timnas Prancis– harus kalah dalam babak penalti dengan skor 5-3 setelah sebelumnya bermain imbang 1-1 selama 120 menit.
Pada pertandingan itu dikutip dari Kamus Judi, Zidane menjadi pusat perhatian karena sundulan yang ia lakukan ke dada Marco Materazzi pada menit 110. Emosi Zidane terpancing karena Materazzi melecehkan ibu dan adik perempuannya. Akibat pelanggaran itu, wasit pun langsung mengeluarkan kartu merah untuk Zizou.
Ketidakberadaan Zidane bersama Timnas Prancis hingga babak adu penalti dianggap sebagai salah satu penyebab kakalahan Les Blues. Setelah pertandingan yang penuh drama tersebut, Zidane pun pensiun sebagai pesepakbola profesional.
Pertandingan final itu juga dianggap sebagai salah satu laga paling kontroversial dalam sejarah Piala Dunia. Secara keseluruhan, Zidane telah mengoleksi dua kartu merah dan enam kartu kuning selama keikutsertaannya di Piala Dunia. Jumlah kartu yang dikoleksi Zidane cukup banyak untuk seseorang yang memiliki wajah dingin sepertinya.